Tradisi "Mangan Teloq" Saat Merarik pada Suku Sasak
27 maret 2017 11:05 |diperbarui;03 desember 2019 14:37
Mangan teloq atau makan telur adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku sasak yang berada di daerah Lombok Barat , khususnya di Selampang . Tradisi ini merupakan kebiasaan yang dilakukan pada saat malam pertama pengantin wanita dilarikan ke rumah sepupu atau keluarga calon pengantin pria . Pada saat mangan teloq , wanita dan pria yang menjadi pengantin diberikan sebutir telur rebus yang tidak menggunakan bumbu apapun sehingga rasanya hambar . Tradisi mangan teloq ini adalah pelengkap dari tradisi merarik . Mangan teloq dilakukan sebagai pelengkap acara pada saat mangan teloq , teloq atau telur diberikan oleh pihak laki-laki kepada mempelai wanita atau pengantin tersebut yang kemudian dimakan secara bersamaan oleh si pengantin .
Namun acara mangan teloq ini berbeda dengan perayaan merarik yang dilaksanakan secara ramai-ramai . Mangan teloq ini dilakukan di rumah tempat pengantin diseboq atau disembunyikan oleh pengantin pria . Teloq atau telur diberikan oleh pihak atau keluarga laki-laki yang akan dimakan bersama oleh pengantin tersebut , ketika mangan teloq dilakukan tidak perlu mengundang siapapun . Karena tidak semua daerah dibagian Lombok melaksanakan tradisi mangan teloq ini karena masyarakat disebagian daerah memiliki keyakinan yang berbeda-beda terhadap tradisi yang mereka laksanakan , namun bagi masyarakat Lombok Barat khususnya Selampang, menambah kegiatan didalam tradisi merarik karena meyakini mangan teloq memiliki esensi tertentu yang harus dilakukan , karena apabila tidak dilakukan masyarakatnya meyakini bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nanti . Sebab kepercayaan tersebut sudah diyakini sejak dulu oleh orang tua – orang tua terdahulu . Mungkin bagi masyarakat biasa mangan teloq atau makan telur ini memiliki arti yang biasa , akan tetapi pada masyarakat Lombok Barat khususnya Selampang memiliki keyakinan yang berbeda .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar