Manajemen Pendidikan: Pengertian, Ruang Lingkup, Fungsi, dan Tujuannya
Daftar isi.
Pengertian dan Definisi Istilah
MENU
Manajemen Pendidikan: Pengertian, Ruang Lingkup, Fungsi, dan Tujuannya
Pengertian Manajemen Pendidikan
Pengertian Manajemen Pendidikan
Daftar isi
Pengertian Manajemen Pendidikan
Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Syarif (1976:7)
2. Sutisna (1979:2-3)
3. Djam’an Satori (1980:4)
4. Made Pidarta (1988:4)
5. Soebagio Atmodiwirio (2003:23)
6. Engkoswara (2001:2)
7. Hadari Nawawi (1981:11)
8. W. Haris
9. Purwanto dan Djojopranoto (1981:14)
10. Stephen J. Kneziech
11. Daryanto (1998:8)
12. Dasuqi dan Somantri (1992:10)
13. Sagala (2005:27)
14. Menurut Gaffar
15. Mulyasa (2002:19)
16. Biro Perencanaan Depdikbud (1993:4)
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
1. Berdasarkan Wilayah Kerja
2. Berdasarkan Objek Garapan
3. Berdasarkan Fungsi
4. Berdasarkan Pelaksana
Fungsi dan Peran Manajemen Pendidikan
1. Sebagai Perencanaan (Planning)
2. Melakukan Pengorganisasian (Organizing)
3. Sebagai Pelaksana (Implementation)
4. Sebagai Pengawas (Controlling)
Tujuan Manajemen Pendidikan
Urgensi Manajemen Pendidikan
Terkait.
Pengertian Manajemen Pendidikan
Apa itu manajemen pendidikan?Pengertian Manajemen Pendidikan secara umum adalah suatu proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan, dalam mengelola segala sumber daya yang berupa manusia, uang, material, metode, mesin, market, waktu, dan informasi, untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.
Manajemen bidang pendidikan dalam suatu bisnis atau perusahaan dilaksanakan secara langsung oleh manajer pendidikan untuk mewujudkan pelaksanaan aktivitas pendidikan yang sesuai target.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keteraturan pelaksanaan sumber daya perusahaan. Lebih jauh tentang manajemen pendidikan dan fungsinya dalam sebuah bisnis atau perusahaan akan dibahas dalam artikel ini.
Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli
Beberapa ahli pernah menjelaskan pengertian manajemen di bidang pendidikan, diantaranya adalah:
1. Syarif (1976:7)
Menurut Syarif, pengertian manajemen pendidikan adalah segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber “personil maupun materiil” secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan.
2. Sutisna (1979:2-3)
Menurut Sutisna, pengertian manajemen bidang pendidikan adalah keseluruhan “proses” yang membuat sumber-sumber personil dan meteriil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama di bidang pendidikan.
3. Djam’an Satori (1980:4)
Menurut Djam’an Satori, pengertian manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
4. Made Pidarta (1988:4)
Menurut Made Pidarta, pengertian manajemen pendidikan adalah aktivitas memadukan berbagai sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Soebagio Atmodiwirio (2003:23)
Menurut Soebagio Atmodiwirio, manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
6. Engkoswara (2001:2)
Menurut Engkoswara, manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakat bersama.
7. Hadari Nawawi (1981:11)
Menurut Hadari Nawawi, pengertian manajemen di bidang pendidikan adalah rangkaian kegiatan pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.
8. W. Haris
Menurut W. Haris, manajemen pendidikan adalah suatu proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumber-sumber personalia dan material sebagai usaha untuk meningkatkan secara efektif pengembangan kualitas manusia.
9. Purwanto dan Djojopranoto (1981:14)
Menurut Purwanto dan Djojopranoto, pengertian manajemen pendidikan adalah suatu usaha bersama yang dilakukan untuk medayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
10. Stephen J. Kneziech
Menurut Stephen J. Kneziech, manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi-fungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulasi dan koordinasi personil dan iklim organisasi yang kondusif.
11. Daryanto (1998:8)
Menurut Daryanto, pengertian manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja dengan orang-orang dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif.
12. Dasuqi dan Somantri (1992:10)
Menurut Dasuqi dan Somantri, manajemen pendidikan merupakan upaya penerapan kaidah-kaidah manajemen dalam bidang pendidikan.
13. Sagala (2005:27)
Sedangkan Sagala mengatakan pengertian manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan manajemen dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan.
14. Menurut Gaffar
Menurut Gaffar, manajemen pendidikan adalah suatu proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
15. Mulyasa (2002:19)
Manajemen pendidikan menurut Mulyasa diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, dan tujuan jangka panjang.
16. Biro Perencanaan Depdikbud (1993:4)
Pengertian manajemen pendidikan menurut Biro Perencanaan Depdikbud adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya
Manusia seutuhnnya yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, se
rta bertanggung jawab pada masyarakat dan bangsa.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Secara garis besar ada empat ruang lingkup manajemen di bidang pendidikan, diantaranya adalah:
1. Berdasarkan Wilayah Kerja
Ruang lingkup berdasarkan wilayah kerja dapat dibedakan menjadi:
Manajemen pendidikan di satu negara atau tingkat nasional, menangani pelaksanaan pelatihan pendidikan di dalam sekolah dan luar sekolah, termasuk penyelenggaraan pelatihan, pengayaan penelitian, maupun pendidikan yang meliputi kebudayaan dan kesenian secara nasional
Selanjutnya manajemen pendidikan dalam satu provinsi, ruang lingkupnya meliputi wilayah kerja sebatas provinsi saja dan pelaksanaannya dibantu oleh petugas yang berada di kabupaten dan di kecamatan
Manajemen pendidikan dalam satu kabupaten/ kota, ruang lingkupnya meliputi wilayah kerja satu kabupaten atau satu kota saja
Manajemen pendidikan satu unit kerja, ini hanya menititik beratkan pada satu unit kerja yang langsung dalam menangani pekerjaan mendidik
Kegiatan terkecil dalam manajemen bidang pendidikan adalah manajemen kelas.
2. Berdasarkan Objek Garapan
Ruang lingkup berdasarkan ojek garapan dapat dibedakan menjadi:
Manajemen siswa
Manajemen personil-personil dalam sekolah
Kurikulum dalam sekolah
Manajemen prasarana/ material
Manajemen Tata Usaha Sekolah atau Tata Laksana pendidikan
Pengaturan Anggaran pendidikan
Manajemen lembaga atau organisasi pendidikan
Manajemen hubungan masyarakat atau manajemen kominikasi pendidikan.
3. Berdasarkan Fungsi
Ruang lingkup berdasarkan fungsi atau urutan kegiatannya dapat dibedakan menjadi:
Merencanakan
Mengorganisasikan
Mengarahkan
Mengkoordinasikan
Mengkomunikasikan
Mengawasai ataupun mengevaluasi
4. Berdasarkan Pelaksana
Bila kita melihat dari ruang lingkup lingkungan kelas, guru berperan sebagai administrator. Oleh karena itu guru harus bisa melaksanakan berbagai kegiatan manajemen. Dengan kata lain, guru berperan sebagai manajer di dalam kelas.
Fungsi dan Peran Manajemen Pendidikan
Ada 4 unsur penting yang harus diwujudkan sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan. Berikut 4 unsur penting dalam fungsi manajemen pendidikan:
1. Sebagai Perencanaan (Planning)
Dalam hal ini manajemen pendidikan wajib memastikan semua sumber daya di berbagai bidang bisa membuat peta kerja serta yang sesuai dengan visi perusahaan.
2. Melakukan Pengorganisasian (Organizing)
Manajemen pendidikan menghimpun sumber daya manusia di perusahaan, modal serta peralatan yang diperlukan. Bidang ini juga harus mencari cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan utama perusahaan dengan melibatkan semua komponen yang ada dan memastikan semua berjalan sesuai track.
3. Sebagai Pelaksana (Implementation)
Manajemen pendidikan penting untuk menggerakan sumber daya manusia perusahaan dan mendorong melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan demi tercapainya tujuan. Hal ini penting sebagai proses efisiensi agar kinerja semua karyawan efektif.
4. Sebagai Pengawas (Controlling)
Bidang ini memiliki kewajiban untuk mengontrol sumber daya agar berjalan sesuai track yang sudah ditetapkan. Ketika ada hal yang tidak sesuai, mereka harus bekerja meluruskannya seperti semula.
Tujuan Manajemen Pendidikan
Secara umum tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian para pelajar agar sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan.
Selain itu, manajemen di bidang pendidikan juga memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
Mewujudkan suasana belajar dan proses belajar yang efektif, aktif, kreatif, bermakna, dan menyenangkan
Terwujudnya pelajar yang aktif dalam pengembangan diri sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kontrol diri, kecerdasan, kepribadian yang baik, ahlak yang mulia, dan keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat
Untuk memenuhi satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
Agar tujuan pendidikan tercapai dengan efektif dan efisien
Citra positif pendidikan semakin meningkat
Meningkatkan mutu pendidikan
Terwujudnya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel
Tenaga pendidik mendapat bekal pengetahuan tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
Urgensi Manajemen Pendidikan
Dengan adanya kondisi global yang terus bergulir dan peluang masa depan yang lebih gemilang bisa menjadi modal besar untuk mengadakan perubahan. Untuk mencapai tujuan yang besar ini diperlukan kualifikasi yang besar pula dalam manajemen pendidikan perusahaan. Melalui peningkatkan kualifikasi sumber daya manusia, perusahaan sudah menjalankan sebuah komitmen dalam hal peningkatan kualitas, apa lagi di bidang administrasi.
Manajemen ini juga wajib memahami peluang sebagai modal penting yang menjadi pijakan dalam meningkatkan mutu SDM disamping meningkatkan komitmen yang tinggi. Keuntungannya? Otomatis ini akan memberikan efek domino (dalam hal positif) dalam hal pengelolaan perusahaan, bisnis, strategi, sumber daya manusia, pendidikan dan pengajaran.
Perusahaan atau bisnis yang tidak memiliki manajemen yang baik dalam hal pendidikan akan menghambat perkembangannya karena etosnya masih kurang dari standard yang ditetapkan. Ini terjadi karena kurangnya inovasi dari tim/karyawan/pegawai. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa manajemen pendidikan memiliki unsur sebagai pengorganisasi yang akan memetakan sumber dayanya seperti apa.
Secara cermat dan sitematis berikut ini adalah fungsinya:
Mendorong perancangan strategi melalui pendekatan yang rasional, sistematis dan efektif yang berguna bagi manajer dan tim.
Memaksimalkan proses yang menyeluruh dan memberikan pendidikan untuk peningkatan mutu sumber daya perusahaan.
Melatih sumberdaya agar mampu membuat kerangka kerja yang baik; jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga target mudah dicapai.
Memudahkan alokasi sumberdaya yang efektif sesuai dengan kualifikasi pendidikan.
Meningkatkan sikap profesional dalam diri setiap anggota organisasi atau perusahaan sehingga timbul tanggung jawab untuk melaksanakan tugas.
Melihat begitu pentingnya memahami pengertian manajemen pendidikan, kini saatnya Anda mulai berpikir mendirikan bidang ini agar mutu bisnis Anda meningkat.
يسرالأثنين
Isnainayh220218
Rabu, 12 Februari 2020
Selasa, 11 Februari 2020
Etika Profesi Keguruan
Mata kuliah Etika Profesi Keguruan ini, dengan penuh keyakinan dan kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya, rasa-rasanya tidak mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan buku ini dengan baik.
Tujuan agar mahasiswa dapat dengan mudah mengakses materi etika profesi keguruan selama satu semester serta dapat menambah wawasan teori-teori keguruan maupun prakteknya secara langsung. Buku yang disajikan ini, kamiambil berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber baik itu buku maupun internet.
Buku ajar ini di susun oleh penulis dengan berbagai halangan, rintangan dan pertimbangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran, keyakinan dan terutama pertolongan dari Allah, akhirnya buku ini dapat terselesaikan, walaupun masih banyak terdapat berbagai kekurangannya. Semoga buku yang singkat ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca khususnya mahasiswa dan dapat bermanfaat bagi pembaca yang lainnya.
Guru Segera Tenaga Pendidik
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, tidak ada manusia di dunia ini yang hidup tanpa pendidikan. Adapun profesi seseorang, baik sebagai pejabat, politikus, pengusaha, ekonom, budayawan, olah ragawan dan lain-lain, pendidikanlah yang mengantarkannya pada keberhasilan yang diraihnya. Dan guru merupakan sosok yang menjadi bagian terpenting dalam dunia pendidikan.
Tugas guru sebagai profesi menuntun kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik tugas guru sebagai suatu profesi. Dengan demikian dalam sistem pengajaran manapun, guru selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut.
Dalam proses belajar mengajar pun guru memegang peran penting, karena pada gurulah tugas dan tanggungjawab merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu guru juga memiliki hak untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran agar dapat berhasil semaksimal mungkin. Guru juga tidak hanya sebagai pendidik, melainkan sebagai tenaga kependidikan. Yang dalam hal ini kami sebagai penyusun akan membahas tentang guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengertian Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 (BAB 1 Ketentuan umum).
Buku Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU No.20 Tahun 2003, Ps. 39 (2).
Guru mempunyai peranan strategis dalam membentuk karakter dan kecerdasan anak didik. Seiring dengan UU No 20/2003 dan ketentuan pasal 1 UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen secara tegas menentukan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Kompetensi Guru
Berdasarkan Permendiknas No 16/2007, agar profesional seorang guru dituntut untuk mempunyai empat kompetensi yaitu:
- Kompetensi Pedagogik
- Kompetensi Kepribadian;
- Kompetensi Sosial; dan
- Kompetensi Profesional.
Kompetensi utama yang perlu dimiliki guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik adalah menguasai pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk mempraktikkan ketrampilan dasar mengajar di kelas. Dalam Ilmu Kependidikan dikenal adanya 8 ketrampilan dasar mengajar, yaitu:
- Ketrampilan bertanya,
- Ketrampilan memberikan penguatan,
- Ketrampilan mengadakan variasi dalam cara mengajar,
- Ketrampilan menjelaskan,
- Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran,
- Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 2
- Ketrampilan mengelola kelas,
- Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dalam perkembangannya, profesionalitas guru menghadapi tantangan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dengan cara berlatih dan belajar mandiri. Khususnya dalam bidang pembelajaran, seorang guru profesional juga harus dapat menentukan dan memilih metode atau model pembelajaran yang tepat sehingga dapat menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran baik yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas.
Model Pembelajaran
Sudah banyak model pembelajaran inovatif yang ada dan seyogyanya guru mencoba untuk menggunakannya dalam setiap proses pembelajaran dan bila perlu mengadakan penelitian (PTK) terhadap model pembelajaran inovatif yang baru dipraktekkannya untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dari sebelum melakukan model pembelajaran inovatif dan sesudahnya.
Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan memberikan kesan yang mendalam pada siswa, sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupannya kelak di masyarakat. Guru yang profesional dalam bidangnya, seharusnya dapat menyajikan proses pembelajaran secara menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat memotivasi belajar siswa.
Keberanian seorang guru dalam berinovasi dan mempraktikkan ketrampilan dasar mengajar akan berpengaruh secara langsung terhadap prestasi belajar siswa, juga akan membentuk karakter guru menjadi lebih kreatif, sehingga tidak hanya akan berdampak pada pola komunikasi pembelajaran juga akan membentuk suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Kadar Profesionalitas Guru
Cara menentukan kadar profesionalitas guru harus melalui proses pembinaan yang bertahap dan berkesinambungan baik secara formal maupun informal, melalui kegiatan yang bermanfaat untuk menambah wawasan di bidangnya sebagai pendidik, antara lain pendidikan dan pelatihan (Diklat), seminar, lokakarya, dan diskusi ilmiah lainnya. Secara individual guru juga dapat melakukan pengembangan pribadi (personal development) baik melalui KKG atau MGMP.
Bagi penyandang profesi guru, mari kita tingkatkan profesionalitas dan kinerja kita sebagai guru yang profesional dengan terus berupaya meningkatkan kompetensi, pengetahuandan ketrampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga profesionalitas dan kinerja kita nantinya dapat menghasilkan peserta didik dan anak bangsa yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cerdas, kreatif, cakap dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Daftar pustaka
يسرالأثنين
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pada zaman modern memberikan sebuah kualifikasi di tengah merebaknya kebodohan di masyarakat, pemalsuan dan penyembunyian identitas seorang individu pada masyarakat. Hal ini menjadi tugas pendidikan untuk melakukan pengecekan dan verifikasi yang teliti dan terarah agar kemartabatan masyarakat sebagai insan terdidik dan berakhlak dapat terwujud sempurna. Oleh karena itu, mutu individu dan lembaga harus terus ditingkatkan agar tujuan bangsa Indonesia yang mencerdaskan kehidupan bangsa terbebas dari kebodohan dan meningkatkan peran bangsa di tingkat dunia.
Setiap aktivitas besar atau pun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, di perlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan sistuasi di sekolahnya dalam segala bidang.
Usaha Pimpinan dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya disebut supervisi atau pengawasan sekolah. Istilah supervisi ini kiranya belum begitu lajim dipergunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian kita di saat sekarang, tetapi makin lama makin dikenal dan makin banyak di pergunakan orang. Namun demikian mengenai arti, fungsi dan tujuan yang terkandung di dalamnya masih merupakan tanda tanya. Apakah sudah benar-benar di pahami oleh yang mempergunakan istilah itu.
Adapun fungsi utama dari supervisi pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Sahertian, bahwa fungsi dasar dari supervisi adalah untuk memperbaikisituasi belajar mengajar di sekolah agar lebih baik. Supervisi terhadap prosesbelajar mengajar, merupakan salah satu bentuk aktivitas yang direncanakan untukmembantu para guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Implementasi merupakan suatu proses aktualisasi ide, konsep, kebijakan atau inovasi ke dalam bentuk tindakan praktis sehingga berimplikasi pada pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku seseorang. Menurut Mulyasa implementasi adalah “proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap”. Penjelasan tersebut menggiring pemahaman bahwa implementasi kurikulum merupakan hasil terjemahan dari guru terhadap kurikulum sebagai rancangan tertulis.
Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi kurikulum juga merupakan aktualisasi suatu rencana atau program kurikulum dalam bentuk pembelajaran.
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.
Peningkatan mutu pendidikan Islam yang terbentuk dari adanya kompetensi yang standar diperlukan usaha sungguh-sungguh dalam meningkatkan pribadinya dalam bekerja menurut standar yang ditentukan. Namun menjalankannya tentunya tidak mudah karena kompetensi yang dimiliki tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan disebabkan kemampuan yang rendah dan motivasi yang rendah pula. Kadang kala persoalan itu muncul karena perbedaan persepsi tentang mutu pendidik yang menyebabkan perbedaan pula dalam berinteraksi dan meningkatkan mutunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian administrasi dan supervisi pendidikan ?
2. Bagaimana peran administrasi dan supervisi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi Pendidikan
1. Pengertian Administrasi
Bahasan pengertian administrasi dalam berbagai buku banyak dikategorikan dalam arti sempit atau khusus dan arti luas. Hendi Haryadi menuliskan dalam bukunya kedua kategori pengertian tersebut, yaitu:
a. Pengertian administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan sama lain. Administrasi dalam arti sempit ini sebenarnya lebih tepat disebut dengan tata usaha. Biasanya pengertian ini ditambahkan dengan kegiatan ketatausahaan yang dapat dirangkum dalam tiga kelompok, yaitu korespondensi, ekspedisi, dan pengarsipan.
b. Pengertian administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, administrasi dalam arti luas memiliki unsur-unsur sekelompok orang, kerjasama, pembagian tugas secara terstruktur, kegiatan yang runtut dalam proses, tujuan yang akan dicapai, dan memanfaatkan berbagai sumber.[1]
Marujuk kepada buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, pengertian administrasi mengandung makna adanya (1) tujuan yang harus dapat direalisasikan guna kepentingan lembaga, individu ataupun kelompok, (2) keterlibatan personil, material dan juga finansial dalam posisinya yang saling mendukung dan satu sama lain saling memerlukan dan juga saling melengkapi, (3) proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal yang kecil dan sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit, (4) pengawasan atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan, (5) tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai, (6) hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur utama dan terhormat serta miliki kepentingan di dalamnya.[2]
Kiranya pengertian administrasi dalam arti sempit dan luas serta poin-poin penting dalam administrasi yang dipaparkan diatas dapat memberikan penjelasan dan pengantar kepada bahasan selanjutnya. Memang antara ahli pendidikan satu dengan lainya berbeda dalam mengartikan administrasi, namun setidaknya masih terdapat persamaan dalam substansi atau isi ide yang terkandung didalamnya.
Charles A. Beard, seorang historikus politik terkenal dalam salah satu karyanya yang dikutif oleh Albert Lepawsky dalam buku Administration menyatakan bahwa : “Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Kelangsungan hidup pemerintahan yang beradab dan bahkan kelangsungan hidup peradaban itu sendiri akan sangat bergantung atas kemampuan kita untuk membina dan mengembangkan suatu filsafat administrasi yang mampu memecahkan masalah-masalah modern.[3]Pendapat ini menekankan pentingnya administrasi dalam abad modern ini. Bahkan, tegak rubuhnya suatu Negara, maju mundurnya peradaban manusia serta timbul tenggelamnya bangsa-bangsa di dunia tidak dikarenakan perang nuklir atau malapetaka, akan tetapi tergantung pada baik buruknya administrasi yang dimiliki.
2. Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pendidikan pada hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan optimal pendidikan. Karena sekolah merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional, maka tujuan administrasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah mempunyai tiga macam jangkauan, yaitu : tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang.
a. Tujuan Jangka Pendek
Pada hakikatnya tujuan jangka pendek administrasi pendidikan di sekolah adalah agar tersusun dan terlaksana suatu sistem pengelolaan komponen instrumental proses pendidikan, yang terdiri dari komponen siswa, pegawai, guru, prasarana, sarana, organisasi, pembiayaan, kurikulum, tata laksana dan hubungan masyarakat guna menjamin terlaksananya proses pendidikan di sekolah yang relevan, efektif dan efisien yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
b. Tujuan Jangka Menengah
Agar tujuan jangka pendek dilakukan itu tidak salah arah, perlu berorientasi kepada tujuan jangka menengah, yaitu tujuan institusional setiap jenis dan jenjang program pendidikan di sekolah. Jadi, tujuan jangka pendek harus disesuaikan dengan tujuan institusional. Tujuan institusional pendidikan untuk semua tingkat dan jenis sekolah telah dibakukan oleh pemerintah.
c. Tujuan Jangka Panjang
Semua tujuan jangka menengah yang akan dicapai harus mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang lebih luas, yaitu tujuan nasional. Karena itu, kegiatan administrasi pendidikan di sekolah dalam jangka panjang hendaknya akan mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Apabila dikaitkan dengan pengertian administrasi pendidikan, tujuan administrasi pendidikan adalah agar segala usaha kerja sama dalam mendayagunakan berbagai sumber daya (manusia dan non manusia) dapat berjalan secara teratur, efektif, efisien, dan produktif dalam mencapai tujuan pendidikan.
3. Fungsi Administrasi Pendidikan
Pada dasarnya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijaksanaan umum. Sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan. Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang disebut/ diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Di bawah ini akan dikemukakan pendapat para ahli tentang fungsi administrasi :
“George R Terry mengemukakan empat fungsi yang terkenal dengan akronim POAC, yaitu : Planning (perencanaan), Organizing(pengorganisasian), Actuating (penggerakan), dan Controlling (pengawasan). Henry Fayolmenegemukakan lima fungsi, yaitu : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Commanding (pemberian komando), Coordinating (pengoordinasian), dan Controlling (pengawasan). Luther M. Gullickmengemukakan tujuah fungsi yang terkenal dengan akronim POSDCORB, yaitu: Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (pengadaan tenaga kerja), Directing (pemberian bimbingan), Coordnating (pengkoordinasian), Reporting (pelaporan), dan Budgeting (penganggaran). Harold Koontz dan O’Donnel menegmukakan lima fungsi yaitu : Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (pengadaan tenaga kerja), Directing (pemberian bimbingan), dan Controlling (pengawasan). Menurut John F. Meeterdapat empat fungsi yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Motivating (pemberian motivasi), dan Controlling (pengawasan). Sementara itu, S.P. Siagian membagi kedalam lima fungsi, yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian, Pemberian motivasi, Pengawasan, dan Penilaian.[4]
Sejalan dengan uraian diatas, administrasi pendidikan mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan, terutama dalam pengelolaan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian, fungsi administrasi pendidikan di sekolah meliputi :
a. Fungsi perencanaan yang mencakup berbagai kegiatan seperti menentukan kebutuhan, diikuti dengan penentuan trategi pencapaian tujuan dan kemudian penentuan program guna melaksanakan strategi pencapaian tujuan tersebut.
b. Fungsi organisasi yang meliputi pengelolaan personil, sarana prasarana, distribusi tugas,struktur, yang berwujud sebagai suatu badan yang integral.
c. Fungsi motivasi yang terutama meningkatkan efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja. Fungsi tersebut timbul antara lain karena adanya penentuan dan distribusi tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang sesungguhnya bermuara pada relevansi, efektivitas, dan efisiensi hasil kerja yang hendak dicapai.
d. Fungsi pengawasan, meliputi pengamatan proses pengelolaan secara menyeluruh sehingga tercapailah hasil sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini akan berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan, membimbing dalam rangka peningkatan kemampuan kerja, memperoleh umpan balik, dan untuk mengukur sampai berapa jauh tujuan telah tercapai.
B. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan.[5] Sedangkan secara Epistimologi Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.[6] Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment).
Dapat disimpulkan bahwa Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:
a. Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
b. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
c. Untuk melaksnakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
d. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
f. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
g. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.
h. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar; baik tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).[7]
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. [8]Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada gurudan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
C. Implementasi Administrasi dan Supervisi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Supervisi pendidikan merupakan bentuk kepengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan pengawasan disebut “Supervisor” atau pengawas, sehingga seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal seperti penglihatan, pandangan pendidikan, pengalaman, tingkat jabatan dan sebagainya.[9] Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, seorang supervisor dapat melihat, menilik atau mengadakan “pengawasan” terhadap apa yang disupervisinya.[10]
Menurut Burhanuddin, bahwa supervisi pendidikan adalah bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik, dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan pada guru serta petugas lainnya (bagian kependidikan dan non kependidikan) untuk meningkatkan kualitas kerja mereka utamanya di bidang pengajaran dan segala aspeknya.[11]Situasi belajar dalam pendidikan memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai pencapaian proses yang sebenarnya yang harus dipenuhi oleh setiap guru sebagai pendidik
Pengawasan yang efektif yaitu pengawasan yang dilakukan secara intensif dengan melihat proses yang berjalan di lapangan untuk kemudian dilakukan monitoring dan pendampingan terhadap setiap persoalan yang dihadapi saat itu. Oleh karena itu, seorang supervisor dituntut untuk giat melakukancontrolling guna mendengar keluhan dan pengaduan terkait kesulitan pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, supervisor harus memiliki pengalaman dalam proses belajar mengajar agar dapat memberikan arahan yang tepat dan relevan dengan keadaan peserta didik yang ada dalam lingkungan sekolah.
Proses pengawasan dan pembimbingan tidak bermaksud menilai dan memberikan tindakan atas tidak berjalannya suatu program, namun tidak lain merupakan sarana saling tolong menolong sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa umat muslim diperintahkan untuk saling tolong menolong dan kerjasama dalam hal kebaikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan segenap warga tanah air yang secara umum harus mendapatkan kesempatan belajar dan berkembang yang sama. Kebersamaan dalam bidang pendidikan menjadi poin utama dalam menjalankan dan meningkatkan mutu pendidikan yang kadangkala masih ditemukan persoalan dalam hal kualitas dan kuantitas yang memadai untuk disebut sebagai lembaga pendidikan.
Juran menerangkan bahwa mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedang Crosby berpendapat bahwa mutu adalahconformance of requirement yaitu sesuatu yang distandarkan. Deming mengemukakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Sedangkan Feigenbaum, mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction).[12]
Mutu pada zaman modern memberikan sebuah kualifikasi di tengah merebaknya kebodohan di masyarakat, pemalsuan dan penyembunyian identitas seorang individu pada masyarakat. Hal ini menjadi tugas pendidikan untuk melakukan pengecekan dan verifikasi yang teliti dan terarah agar kemartabatan masyarakat sebagai insan terdidik dan berakhlak dapat terwujud sempurna. Oleh karena itu, mutu individu dan lembaga harus terus ditingkatkan agar tujuan bangsa Indonesia yang mencerdaskan kehidupan bangsa terbebas dari kebodohan dan meningkatkan peran bangsa di tingkat dunia.
Peningkatan mutu pendidikan penting untuk dilakukan mengingat terwujudnya mutu tidak boleh tidak harus ada komitmen bersama untuk membangun dan berjalan bersama. Oleh karena itu, salah satu upaya peningkatan mutu sebuah lembaga pendidikan adalah adanya supervisi yang akan memberikan timbal balik dan masukan guna terwujudnya pendidikan termasuk di dalamnya pendidik dan tenaga kependidikan. Mutu pendidikan atau mutu sekolah seringkali dikaitkan dengan mutu lulusan, tetapi sangat mustahil jika dikatakan bahwa lulusan akan bermutu, kalau tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu, harus didukung oleh sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, konselor, tata usaha) yang bermutu, sarana prasarana pendidikan, sumber belajar yang memadai, biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat dan lingkungan yang mendukung.[13]
Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan standar yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan. Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.[14]
Standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah merupakan hasil kajian yang telah dilakukan oleh para ahli supaya tercipta pendidikan yang bermutu dan berkualitas untuk ikut serta membangkitkan dan mengawal warga Negara mampu berkiprah dan menjadi penerus tonggak kepemimpinan di negeri ini. Dalam hal ini terdapat pandangan bahwa standar yang tidak tercapai maka berimbas mutu lembaga tersebut rendah dan jauh dari aspek kemajuan yang berarti.[15]
Rendahnya mutu guru seringkali dipandang sebagai penyebab rendahnya mutu sekolah. Pandangan ini dinilai tidak adil, karena banyak faktor yang mempengaruhi mutu sekolah, sedangkan guru hanyalah salah satu faktor saja. Meskipun pandangan ini kurang adil, kiranya pandangan ini cukup untuk dijadikan bahan refleksi semua pihak akan pentingnya peningkatan mutu guru. Peningkatan mutu guru diharapkan dapat berimbas pada peningkatan mutu sekolah.
Introspeksi diri semua kalangan akan membuka rekonsiliasi nasional dalam rangka memfasilitasi setiap gerakan pendidikan yang ikut mengisi ruang-ruang dalam perjalanan kehidupan masyarakat yang bermartabat. Kesuksesan pribadi seseorang tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang bermutu, oleh karena itu peran guru dan tenaga kependidikan lain sangat penting untuk memberikan sarana pendidikan yang relevan dan dijadikan panutan yang baik. Kadangkala keberhasilan pembelajaran di dalam kelas ditentukan oleh bagaimana cara guru mendidik peserta didiknya.
Peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan mutu guru merupakan salah satu upaya tepat. Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkualitas akan memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan guru yang berkualitas.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan yang berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.[16]Pelaksanaan supervisi yang tepat, maka proses administrasi lebih baik dan secara khusus pengajar tersebut akan berusaha mengembangan pengetahuan sendiri di dalam kelas masing-masing. Istilah supervisi lebih dikenal dengan sebutan pengawasan, inspeksi, pemeriksaan dan penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan dan tercapainya standar mutu yang diinginkan.
Peningkatan mutu dapat tercapai manakala sistem yang dibangun menunjukkan indikasi yang baik. Sistem tersebut dapat tertuang dalam segala aturan pembelajaran yang dibuat maupun manajemen sumber daya manusia yang baik dengan pembinaan yang cukup demi berjalannya proses pembelajaran yang sama dan standar. Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh pengawas satuan pendidikan antara lain kegiatannya berupa pengamatan secara intensif terhadap proses pembelajaran pada lembaga pendidikan, kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back. Adapun tujuan supervisi adalah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah, pengelolaan kelas dan pengelolaan administrasi pengajaran sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang baik dan menyenangkan. Sedangkan menurut Yushak Burhanuddin bahwa tujuan supervise akademik adalah dalam rangka mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut:[17]
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar.
2. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga berjalan lancar dan berjalan optimal.
4. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan merupakan suatu proses daur ulang enyelenggaraan pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha untuk mencapai tujuannya.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Peningkatan mutu dapat tercapai manakala sistem yang dibangun menunjukkan indikasi yang baik antara administrasi dan supervisi. Sistem tersebut dapat tertuang dalam segala aturan pembelajaran yang dibuat maupun manajemen sumber daya manusia yang baik dengan pembinaan yang cukup demi berjalannya proses pembelajaran yang sama dan standar.
يسرالأثنين
Langganan:
Postingan (Atom)