Selasa, 11 Februari 2020

Psikologi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari generasi satu ke generasi-generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Jadi psikologi pendidikan merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan mental manusia secara ilmiah. Dalam psikologi pendidikan kita dituntut untuk bisa memahami dan memperlakukan seseorang dengan baik.
Dalam psikologi pendidikan kita juga harus bisa memahami tentang bagaimana pertumbuhan fisik anak (khususnya di usia sekolah dasar) dan bagaimana pengaruh pertumbuhan fisik anak terhadap perkembangan psikologinya. Untuk itulah didalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang bagaimana dampak pertumbuhan fisik terhadap perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar .
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah Pertumbuhan Anak Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimanakah Dampak Pertumbuhan Fisik Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Sekolah Dasar?
1.2.3 Bagaimanakah Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pertumbuhan Anak Sekolah Dasar
1.3.2 Untuk mengetahui Dampak Pertumbuhan Fisik Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Sekolah Dasar
1.3.3 Untuk Mengetahui Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan Fisik Anak Sekolah Dasar
Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh. Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk prosesaktif secara berkesinambungan.
Istilah pertumbuhan diartikan sebagai “perubahan–perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah,” seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan panjang, berat, dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Pertumbuhan sering disebut juga sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Dalam pertumbuhan, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya saja, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung lambat pada kanak-kanak tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan berhenti pada masa pubertas. Contoh pertumbuhan adalah bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya kelenjar-kelenjar sex.

Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:
1) Badan bertambah besar;
2) Tubuh bertambah berat;
3) Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
4) Perubahan system persyarafan;
5) Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.

Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:
1) Berat
2) Panjang dan
3) Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri Pertumbuhan Secara Umum
a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
b. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

          Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar Menurut Nasution (1993 : 44) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya.


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik
1. Pengaruh keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan dan lingkungan.
2. Faktor keturunan/ genetika/hereditas
Totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis).
3. Faktor lingkungan
Keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
4. Pengaruh gizi
Anak- anak memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tumbuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
5. Gangguan emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari.
6. Jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan. Kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbedadari anak perempuan.
7. Status sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
8. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
9. Pengaruh bentuk tubuh
Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak.
2.2 Dampak Pertumbuhan Fisik Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Sekolah Dasar
Pertumbuhan fisik memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak Sekolah Dasar. Menurut (Hurlock; 1992) ada beberapa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap psikologis anak Sekolah Dasar antara lain :
a) Ingin menyendiri
Terjadinya masa puber atau pertumbuhan fisik anak usia Sekolah Dasar akan menyebabkan anak itu menarik diri dari teman-temannya dan berbagai aktivitas keluarga, sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarganya.
b) Memiliki rasa bosan
Berbagai permainan yang dulu disenangi akan mulai ditinggalkan karena telah merasa bosan dan juga mereka akan merasa malas terhadap tugas-tugas sekolah yang diberikan.
c) Emosi yang meninggi
Anak yang mulai tumbuh dewasa akan cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil, kondisi ini akan cenderung membaik saat mereka mulai terbiasa terhadap kejadian yang mereka alami.
d) Hilangnya kepercayaan diri.
Seseorang yang mulai tumbuh pasti akan memiliki rasa kehilangan percaya diri saat mereka mulai tumbuh dewasa.
e) Ingin melakukan sesuatu hal yang baru
Dengan mulai tumbuhnya fisik anak di usia sekolah dasar maka akan mulai ada rasa ingin tau yang mulai mereka rasakan. Dan merekan akan cenderung ingin melakukan hal yang baru yang belum mereka ketahui sebelumnya.
f) Rasa ingin meniru orang yang lebih dewasa
Pertumbuhan fisik anak di usia sekolah dasar juga akan berpengaruh kepada tingkah lakunya. Karena dengan bertumbuhnya fisik anak akan cenderung ingin melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa.
g) Ingin melakukan pekerjaan yang lebih
Dengan bertumbuhnya fisik anak usia sekolah dasar maka akan cenderung mendorong mereka untuk melakukan sesuatu aktivitas atau pekerjaan yang lebih berat atau yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
h) Memiliki cara berpikir yang lebih dewasa
Dengan bertumbuhnya fisik anak di Usia Sekolah Dasar maka akan mendorong mereka untuk bisa berpikir lebih dewasa dari sebelumnya, hal ini disebabkan oleh sel otak mereka akan lebih berkembang dari sebelumnya. 
2.3 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
            Berikut ini merupakan beberapa tahap-tahap dari perkembangan Kognitif
2.3.1 Masa Sensori Motor (0-2 tahun)
 Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya refleks menangis, dan lain-lain, Refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan (Sunarto, 2008:24)
Piaget membagi tahap sensori motor dalam enam periode:
· Refleks (umur 0-1 bulan). Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak terbedakan.Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
· Kebiasaan (umur 1-4 bulan). Kebiasaan dibuat dengan dengan mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan. Contoh: seorang bayi mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat tangannya ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu menjadi lebih cepat melkukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan mengisap ibu jari.
· reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan). Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya. Misal, diatas ranjang,seorang bayi diletakkan mainan yang akan berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu agar muncul bunyi yang sama.
· koordinasi skemata (8-12 bulan). Seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Contoh: seorang bayi diberi mainan tetapi letakknya jauh. Di dekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan menggunakannya untuk menggapai mainan tersebut.
· eksperimen (12-18 bulan). Mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan eksperimen. Contoh: anak diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan memakannya.
· representasi (18-24 bulan). Seorang anak sudah mulai menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu disangga oleh sebuah kursi diseberangknya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut, tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah sesuatu yang berada dibelakangpintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.


2.3.2 Masa Pra-Operasional (2-7 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misal, seseorang anak yang pernah melihat dokter berpraktek, akan dapat bermain “dokter-dokteran” (Sunarto, 2008:24).
Piaget membagi perkembangan kognitif tahap praoperasional dalam dua bagian:
Umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran logis
Piaget membedakan antara “simbol” dan “tanda” dengan “indeks” dan sinyal.dalam pengertian simbol dan tanda (sign) dibedakan antara objek yang ditandakan dengan tandanya sendiri misalnya anak bermain pasar pasaran dengan uang dari daun.”daun”di sini sebagai tanda ,sedangkan “uang”adalah yang di tanda kan.dalam kenyataan daun dan uang tidak sama.dalam pengertian”indeks” dan “sinyal” tidak di bedakan antara tanda dan objek yang di tandakan.
Piaget juga membedakan antara “simbol” dan “tanda”. Simbol adalah suatu hal yang lebih menyamai dengan yang di simbolkan seperti gambaran dan bayangan . tanda lebih merupakan sembarang benda yang di guna kan tanpa ada kesamaan dengan yang di tanda kan
Umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif
Menurut piaget (1981) pemikiran anak pada umur 4 -7 tahun berkembang pesat secara bertahap ke arah konsep tualisasi. Ia berkembang dari tahap simbolis dan prakonseptual ke permulaan oprasional . tetapi perkembangan itu belum penuh karena anak masih mengalami oprasi yang tidak lengkap dengan suatu bentuk pemikiran yang semi simbolis atau penalaran intuitif yang tidak logis. Dalam hal ini seseorang anak masih mengambil keputusan hanya dengan aturan-aturan intuitif yang masih mirif dengan tahap sensorimotor
Pemikiran intuitif adalah persepsi langsung akan dunia luar tetapi tanpa di nalar terlebih dahulu . kelemahan pemikiran ini adalah bahwa pemikiran nya searah (centred) dimana anak hanya dapat melihat dari satu segi saja.dalam pemikiran ini anak belum dapat melihat pluralitas gagasan tetapi hanya satu persatu. apabila beberapa gagasan di gabungkan pemikiran anak menjadi kacau . anak pada tahap ini belum dapat berpikir decentred yaitu melihat berbagai segi dalam setu kesatuan
2.3.3 Tahap operasional Konkret (7-11 tahun)
Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Tahap operasi konkret tetap ditandai dengan asanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis.
2.3.4 Tahap Operasional Formal
Tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini mereka sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoretis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
(1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,
(2) Mulai berpikir secara operasional,
(3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
(4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan
(5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.


          Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .




BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan panjang, berat, dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Hasil Pertumbuhan dapat berwujud: Badan bertambah besar, Tubuh bertambah berat, Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat, Perubahan system persyarafan, Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur: Berat, Panjang dan Ukuran lingkaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik : Pengaruh keluarga, Faktor keturunan/ genetika/hereditas, Faktor lingkungan, Pengaruh gizi, Gangguan emosional, Jenis kelamin, Status sosial ekonomi, Kesehatan dan Pengaruh bentuk tubuh
Pertumbuhan fisik memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak Sekolah Dasar. Menurut (Hurlock; 1992) ada beberapa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap psikologis anak Sekolah Dasar antara lain : ingin menyendiri, memiliki rasa bosan, emosi yang meninggi, hilangnya kepercaraan diri, ingin melakukan hal-hal yang baru dan ingin meniru orang yang lebih dewasa, ingin melakukan pekerjaan lebih dan mampu berpikir lebih dewasa.
Perkembangan kognitif memiliki beberapa tahap yaitu Masa Sensori Motor (0-2 tahun) yaitu masa perkenalan bayi terhadap lingkungannya, Masa Pra-Operasional (2-7 tahun), Tahap operasional Konkret (7-11 tahun) dan tahap operasional formal.


3.2 Saran
            Dalam upaya mendidik dan mengembangkan anak untuk mencapai perkembangannya seoptimal mungkin, maka para pendidik anak usia sekolah dasar perlu memahami siapa anak didiknya dan bagaimana perkembangan anak itu sendiri. Anak berbeda dengan orang dewasa atau orang tua, anak memiliki karakteristik dan dunianya sendiri, dan anak memiliki potensi untuk dapat berkembang selama lingkungannya memberikan pengaruh-pengaruh yang positif bagi upaya pengembangannya.

يسرالأثنين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar