Sabtu, 28 Desember 2019



Usaha Memproduksi Tempe
Minggu 29 desember 2019 ,Mendagi desa beleka kecamatan gerung. terdapat sebuah usaha industri rumah yang kita kenal sebagai home industry  .  Industri tersebut memproduksi tempe dan dimiliki oleh pengusaha yang bernama Ibu atyk dan bapak  muntaha. Usaha yang telah dijalaninya selama ini telah menarik perhatian kami untuk menggali informasi dari pengusaha tersebut.
Bapak muntaha memilih usaha tempe ini karena berkat keterampilannya dalam membuat tempe. Beliau diajarkan oleh saudaranya di kampung. Maka dari itu, beliau memutuskan untuk membuka usaha tempe ini di tempat tinggalnya di daerah mendagi . Berikut adalah isi hasil wawancara kami terhadap pengusaha tersebut.
Bahan- bahan dibutuhkan untuk membuat tempe pada usaha yang dijalankan oleh pengusaha tersebut  tidak terlalu banyak. Seperti kacang kedelai, air, dan ragi. Sementara alat- alat yang harus dibutuhkan cukup banyak yaitu kayu sebagai bahan bakar ,dandang besar  untuk tempat merebus, daun pisang dan plastic. Ada juga sotel,  tampah untuk tempat tempe saat didiamkan, alat penyaring, alat penggiling, dan baskom yang berukuran besar untuk mewadahi kacang kedelai. Ragi termasuk bahan-bahan yang diperlukan dan sangat penting sekali karena berguna untuk mengembangkan jamur.
Menurutnya, cara pembuatan tempe cukup sederhana tetapi membutuhkan waktu cukup panjang, yaitu sekitar 4 hari. Waktu proses ini berlangsung dari sebelum sampai sesudah menjadi tempe yang siap untuk dipasarkan. Proses pembuatan tempe diawali dengan merebus kacang kedelai kurang lebih selama 2 jam. Setelah itu, direndam selama 12 jam pada malam hari. Esok paginya, kacang kedelai tersebut digiling, lalu dicuci sampai bersih. Kemudian diberi ragi, ditiriskan , dan dilanjutkan dengan dibuat atau dicetak menjadi tempe. Setelah itu didiamkan selama 2 hari 2 malam dan keesokan paginya siap dijual.
Pengusaha tersebut mendapatkan kacang kedelai yang berasal dari impor, padahal sebelumnya ia mendapatkannya dari koperasi untuk usaha kecil. Cara penjualan bapak pengusaha ini tergantung dari ukuran tempe yang ia tentukan. Misalnya untuk tempe yang berukuran panjang 20 cm dan lebar 6 cm seharga Rp. 3000,00 .  Untuk tempe yang berukuran panjang 40 cm dan lebar 6 cm seharga Rp. 5000,00.
Dalam sehari, kacang kedelai yang dibutuhkan usaha beliau cukup banyak yaitu sekitar 70 kilogram untuk pembuatan tempe dan modal yang dikeluarkan dalam sehari membutuhkan untuk membeli bahan-bahan sepert kacang kedelai, ragi, plastic dan daun pisang. Untuk yang didapatkan dalam sehari bermacam-macam, tergantung dari sepi atau tidaknya pemasaran. Jika sedang ramai, bapak ini mendapatkan untung sekitar Rp. 350.000 sampai dengan Rp. 450.000. Sementara jika sedang sepi, hanya mendapatkan untung sekitar Rp. 200.000, bahkan terkadang tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.
Bapak pengusaha tempe ini memasarkan hasil produksinya ke pedagang sayur keliling, dan di rumahnya. Pekerja yang bekerja disana tidak tetap, terkadang berganti-ganti dan sebagian besar pekerjanya merupakan orang yang merupakan tetangganya sendiri.
Demikianlah hasil wawancara kami terhadap pengusaha tempe tersebut, dari wawancara ini kami mendapatkan informasi banyak mengenai usaha tempe, dari cara pembuatan tempe, modal untuk bahan-bahannya, keuntungan dari penjualan tempe dan sebagainya.
                         Minggu, 29 desember 2019
Di mendagi,dusun beleka kec. gerung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar